Resume Kebijakan Redaksi Pertemuan ke-6

Kebijakan Redaksi secara  umum adalah aturan, rincian, gaya, pedoman, atau tatacarapenulisan atau penyajian dalam sebuah media. Tentunya didasarkan pula pada EYD. Bahasa Jurnalistik dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dalam pertemuan ini dibahas pula tentang gaya buku  dari setiap media. Dapat dicontohkan Pikiran Rakyat dan Kompas. Di PR penulisan singkatan selalu diakhiri oleh titik. Sedangkan Kompas tidak menggunakan titik.

Ejaan :

* di yang diikuti  kata kerja disatukan, contoh disebarluaskan

* di yang diikuti kata tempat dipisahkan, contoh di sana

* penulisan kata pada hanya untuk menunjukan waktu, contoh pada pukul tiga

* pun, penulisan pun dipisahkan, kecuali jika sebuah rangkaian kata seperti meskipun, dia pun

  • penulisan kata tidak di awal kalimat

Resume Bahasa Jurnalistik

Pertemuan 1#

Dalam pertemuan pertama saya di mata kuliah Bahasa Jurnalistik saya tentunya terjadi interaksi awal antara kang Romel dengan mahasiswanya. Kesan pertama begitu pikaseurieun. Selanjutnya kumaha eungke.
Di pertemuan pertama selain perkenalan tentunya ngomongin aturan/kontrak kuliah. Yach, rutinitas di awal kuliah lah. Setelah beberapa waktu “heuruey” sambil perkenalan, kemudian kang Romel membeberkan apa saja bahasan yang akan di bahas di masa perkuliahan.

  1. Penegrtian Bahasa Jurnalistik

  2. Posisi Bahasa Jurnalistik dalam kontek bahasa yang ada

  3. Alasan pemakaian Bahasa Jurnalistik

  4. E.Y.D

  5. Penyimpangan Bahasa Jurnalistik

  6. Karakter Bahasa

  7. Prinsip Penulisan

  8. Prinsip Penulisan kalimat

  9. Prinsip Penulisan Paragraf

  10. Diksi atau pilihan kata

  11. Bahasa Jurnalistik cetak

  12. Bahasa Jurnalisti Media TV

  13. Bahasa Jurnalistik Online

  14. Analisis Bahasa Jurnalitik dalam kejurnalistikan

  15. Style book dan kebijakan redaksi

·

Pertemuan 2#

Dipertemuan kedua tadi, seperti biasa kang Romel terus aja nyanyi “teu tararuguh”. Dibilang enak, ga juga. Di bilang ga enak, dia dosen saya. Ya saya ikhlas aja ngedengerin nyanyiannya. Ga jelek-jelek bgt ko. Ampir mirip Afghan. Hahah. Tapi seru ko.

Dipertemuan kali ini saya berhasil ngambil beberapa inti sari dari semua hal yang kang Romel jelaskan. Dalam pertemuan itu dibahas tentang pengertian bahasa jurnalistik itu sendiri. Menurutnya Bahasa jurnalisti adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan untuk menulis berita.

Sifat-sifat bahasa jurnalistik itu sendiri adalah komunikatif dan spesifik, bermakna tunggal tidak basa-basi,dan langsung to the point.

Dalam pertemuan ini, kang romel banyak mengenalkan bahasa atau kata-kata yang sering salah di gunakan oleh wartawan. Dalam situsnya terdapat 100 kata. Tapi kang Romel di pertemuan kali ini hanya menerangkan beberapa kata saja seperti “himbau” yang semestinya “imbau”.

*Pertemuan 3#

Pertemuan kali ini merupakan pertemuan terakhir menjelang Lebaran euy. Jadi rad semangatlah sikit. Hari ini ngebahas tentang alasan penggunaan bahasa Jurnalitik. Dijelaskan menggapa kita perlu menggunakan bahasa jurnalitik karena ada 3 faktor:

  1. Karena keterbatasan ruang dan waktu

  2. Karena kepentingan kondisi pembaca karena pembaca di asumsikan hanya memiliki waktu sebentar

  3. Dalam rangka penyesuaian terhadap heterogenita masyarakat.

*Pertemuan 4#

Di pertemuan ke 4, kita berhalal bihalal dulu lah sebelum melanjutkan perkuliahan. Hari itu kang Romel ngebahas tebtang Posisi Bahasa jurnalitik itu sendiri.

Dijelaskan bahwa secara umum posisi bahasa jurnalistik straregi karena BJ menjadi bahasa khusus bagi kalangan media, dan Nj dijadikan lab bahasa dalam hal penggunaan bahasa secar keseluruhan. Sehinggga menjadi trend setter. BJ pun merupakan subsistem dari bahasa Indonesia. Sehingga BJ ga bisa di sejajarkan dengan bahasa Indonesia.

Posisi wartawan sebagai komunikator menjadikan BJ menjadi sangat penting karena komunikasi kadang-kadang berjalan satu arah. Sehingga wartawan harus komunikatif

Resume Teori Yang Telah Didapat

DAFTAR 100 KATA YANG SERING SALAH EJA DAN KATA-KATA MUBAZIR

Daftar ini disusun menurut urutan abjad. Kata pertama adalah kata baku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kecuali ada keterangan lain, dan dianjurkan digunakan. Sedangkan kata-kata selanjutnya adalah variasi ejaan lain yang kadang-kadang juga digunakan. Bingung? Gunakan ejaan pertama. Itu yang baku dan sesuai kaidah KBBI:

1. aktif, aktip
2. aktivitas, aktifitas
3. al Quran, alquran
4. analisis, analisa
5. Anda, anda

6. apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker)
7. asas, azas
8. atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik)
9. bus, bis
10. besok, esok

11. diagnosis, diagnosa
12. ekstrem, ekstrim
13. embus, hembus
14. Februari, Pebruari
15. frekuensi, frekwensi

16. foto, Photo
17. gladi, geladi
18. hierarki, hirarki
19. hipnosis (nomina), menghipnosis (verba), hipnotis (adjektiva)
20. ibu kota, ibukota

21. ijazah, ijasah
22. imbau, himbau
23. indera, indra
24. indragiri, inderagiri
25. istri, isteri

26. izin, ijin
27. jadwal, jadual
28. jenderal, jendral
29. Jumat, Jum’at
30. kanker, kangker

31. karier, karir
32. Katolik, Katholik
33. kendaraan, kenderaan
34. komoditi, komoditas [2]
35. komplet, komplit

36. konkret, konkrit, kongkrit
37. kosa kata, kosakata
38. kualitas, kwalitas, kwalitet [2]
39. kuantitas, kwantitas [2]
40. kuitansi, kwitansi

41. kuno, kuna [3]
42. lokakarya, loka karya
43. maaf, ma’af
44. makhluk, mahluk, mahkluk (salah satu yang paling sering salah)
45. mazhab, mahzab

46. metode, metoda
47. mungkir, pungkir (Ingat!)
48. nakhoda, nahkoda, nakoda
49. narasumber, nara sumber (berlaku juga untuk kata belakang lain)
50. nasihat, nasehat

51. negatif, negatip (juga kata-kata lainnya yang serupa)
52. November, Nopember
53. objek, obyek
54. objektif, obyektif/p
55. olahraga, olah raga

56. orang tua, orangtua
57. paham, faham
58. persen, prosen
59. pelepasan, penglepasan
60. penglihatan, pelihatan; pengecualian

61. permukiman, pemukiman
62. perumahan, pengrumahan; baik untuk arti housing maupun PHK
63. pikir, fikir
64. Prancis, Perancis [4]
65. praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum)

66. provinsi, propinsi
67. putra, putera
68. putri, puteri
69. realitas, realita
70. risiko, resiko

71. saksama, seksama (Ingat!)
72. samudra, samudera
73. sangsi (=ragu-ragu), sanksi (=konsekuensi atas perilaku yang tidak benar, salah)
74. saraf, syaraf
75. sarat (=penuh), syarat (=kondisi yang harus dipenuhi)

76. sekretaris, sekertaris
77. sekuriti, sekuritas [2]
78. segitiga, segi tiga
79. selebritas, selebriti
80. sepak bola, sepakbola

81. silakan, silahkan (Ingat!)
82. sintesis, sintesa
83. sistem, sistim
84. sorga, surga, syurga
85. subjek, subyek

86. subjektif, subyektif/p
87. Sumatra, Sumatera
88. standar, standard
89. standardisasi, standarisasi [5]
90. tanda tangan, tandatangan

91. tahta, takhta
92. teknik, tehnik
93. telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon
94. teoretis, teoritis (diserap dari: theoretical)
95. terampil, trampil

96. ubah (=mengganti), rubah (=serigala) — sepertinya kedua-duanya berlaku
97. utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang)
98. wali kota, walikota
99. Yogyakarta, Jogjakarta
100. zaman, jaman

Kata-kata mubazir yang sering digunakan wartawan :

  1. Adalah

  2. Telah

  3. Untuk

  4. Akan

  5. Dari

  6. Bahwa

  7. Sementara itu

  8. Dapat ditambahkan

  9. Perlu diketahui

  10. Dalam rangka